Judul
Alasan Tidak Boleh Melakukan Operasi Koreksi Mata, Fakta Tentang Ptosis BeratTanggal
2025-11-10Views
14
Medical Column
Saat kelopak mata kendur sehingga mata terlihat kecil dan penglihatan terhalang, operasi yang langsung muncul di benak banyak orang adalah ‘operasi koreksi bentuk mata’.
Operasi ini bertujuan untuk memperpendek atau memperkuat otot yang berfungsi membuka mata, sehingga mata terlihat lebih jelas.
Namun, tidak semua kasus kelopak mata yang kendur dapat diperbaiki dengan efektif melalui operasi koreksi mata.
Terutama, ‘ptosis kongenital berat’ adalah salah satu contoh kasus yang tidak bisa diperbaiki dengan operasi koreksi mata.
Pada artikel ini, kita akan membahas penyebab dan gejala ptosis kongenital berat, serta menjelaskan mengapa operasi koreksi mata tidak dianjurkan untuk kondisi tersebut.
Q. Apa Itu Ptosis Kongenital Berat yang Tidak Dapat Diperbaiki dengan Operasi Koreksi Mata?
Ptosis kongenital berat adalah kondisi di mana kelopak mata atas sejak lahir sangat kendur hingga menutupi bola mata dan menghalangi penglihatan.
Biasanya, bila kelopak mata turun lebih dari 4 mm dari posisi normal, kondisi ini digolongkan sebagai ptosis berat. Sebagian besar kasus ini disebabkan oleh otot untuk membuka mata (levator palpebrae superior) yang sangat lemah atau tidak berfungsi sejak lahir.
Akibatnya, penderita tidak dapat membuka mata dengan baik dan sering menggunakan otot dahi dan alis secara berlebihan untuk membuka mata.
Hal inilah yang menjadi alasan utama operasi koreksi mata yang menggunakan otot levator tidak cocok untuk ptosis kongenital berat.
Meskipun secara kasat mata terlihat terbuka, pada sebagian besar kasus, sebenarnya kelopak mata diangkat secara paksa oleh otot dahi.
Kebiasaan ini dapat menyebabkan alis terangkat terlalu tinggi, munculnya kerutan dalam pada dahi, serta kelopak mata menjadi kendur dan cekung.
Q. Mengapa Pasien dengan Ptosis Berat Tidak Boleh Melakukan Operasi Koreksi Mata?
Operasi koreksi mata dilakukan dengan asumsi bahwa otot pembuka mata masih memiliki fungsi yang cukup.
Namun, pada kasus ptosis kongenital berat, di mana otot tersebut tidak berfungsi sama sekali atau sangat lemah, hasil operasi sering kali tidak sesuai harapan, bahkan bisa menimbulkan efek samping.
Terutama, pasien dengan otot pembuka mata yang lemah biasanya juga memiliki otot penutup mata yang lemah.
Akibatnya, mata tidak bisa tertutup sepenuhnya saat tidur, sehingga kornea mudah terpapar udara.
Jika otot pembuka mata ditetapkan dengan kuat dengan operasi koreksi mata, mata akan semakin sulit ditutup, dan menyebabkan masalah seperti lagophthalmos (mata terbuka saat tidur).
Oleh karena itu, pasien dengan ptosis berat tidak boleh melakukan operasi koreksi mata biasa dan memerlukan operasi yang dapat mengatasi penyebab utama masalah tersebut.
Q. Jika Pasien dengan Ptosis Berat Tidak Boleh Melakukan Operasi Koreksi Mata, Bagaimana Cara Memperbaikinya?
Alasan operasi koreksi mata tidak boleh dilakukan untuk pasien yang memiliki ptosis kongenital berat adalah karena otot pembuka mata tidak berkembang dengan baik, sehingga operasi koreksi mata saja tidak memberikan hasil yang baik dan berisiko menimbulkan efek samping seperti lagophthalmos.
Untuk itu, demi memperbaiki fungsi otot pembuka mata, operasi yang menggunakan otot dahi (frontalis muscle) diperlukan, dan ada berbagai metode untuk operasi tersebut.
Salah satu metode yang paling efektif dan stabil adalah operasi suspensi otot frontal/frontalis sling yang mempertimbangkan pergerakan mata, alis, dan juga dahi secara bersamaan.
Operasi suspensi otot frontal menghubungkan kelopak mata dengan otot dahi melalui sayatan kecil sehingga kelopak mata bisa dibuka dengan mengangkat kelopak mata memakai kekuatan otot dahi.
Metode ini sangat efektif untuk ptosis kongenital berat dengan membuat mata bisa dibuka dengan memakai otot dahi dan bukan dengan memakai alis.
Selain memperbaiki kelopak mata yang cekung, operasi suspensi otot frontal juga dapat mengurangi mengatasi kelopak mata yang kendur, sehingga memperbaiki kerutan pada dahi.
✔️ Kasus Nyata Operasi Ptosis Berat dengan Operasi Suspensi Otot Frontal
Selain itu, sebelum operasi, banyak pasien yang memiliki jarak yang terlalu lebar antara alis dan mata karena kelopak mata yang tidak bisa mengikuti pergerakan alis yang terangkat berlebihan sehingga kulit kelopak mata meregang dan menjadi cekung.
Melalui operasi suspensi otot frontal, jarat antara alis dan mata kembali menjadi normal dan paparan bola mata meningkat secara alami sehingga bentuk mata yang jelas dan terlihat bercahaya bisa didapatkan.
Metode ini juga memiliki keunggulan seperti bekas luka minimal dan waktu pemulihan yang cepat sehingga tingkat kepuasan pasien sangat tinggi.
Ptosis berat bukan hanya masalah estetika, tetapi juga merupakan keadaan medis yang secara langsung memengaruhi penglihatan dan fungsi mata. Daripada mengatasi masalah tersebut dengan operasi koreksi mata biasa, penting untuk mencari cara untuk memperbaiki fungsi secara mendasar melalui perencanaan operasi yang sesuai dengan kondisi otot mata berdasarkan diagnosis yang tepat.
“Hari ini ptosis kongenital berat dan alasan pasien ptosis berat tidak boleh melakukan operasi koreksi mata, juga cara mengatasi ptosis berat secara efektif dengan operasi suspensi otot frontal sudah dibahas dengan detail.
Namun, karena ada kalanya di mana ptosis berat memerlukan koreksi otot mata, sehingga sangat penting bagi anda untuk melakukan konsultasi yang cukup dengan dokter bedah plastik yang berpengalaman agar anda bisa melakukan operasi yang sesuai dengan kondisi anda.”
Terima kasih telah membaca penjelasan ini hingga akhir.
Jika anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai ptosis berat, operasi suspensi otot frontal/frontalis sling, silakan hubungi AB Plastic Surgery Korea melalui WhatsApp +8210-9518-1298 (Bahasa Indonesia) untuk konsultasi lebih detail.
Writer:
Dr. Park Seong-Ho, spesialis bedah plastik
#koreksimata #operasimata
#matakendur #koreksiptosis
#frontalissling



